Forum Kristen

Sabtu, 11 Februari 2012

Artikel 1- PRIBADI UTUH vs. PRIBADI BAIK


Ada seorang petapa. Ia ingin hidup suci. Setiap saat ia bersumpah pada dirinya sendiri, untuk tidak berzinah, membunuh, bahkan untuk tidak berbohong seumur hidupnya. Pada suatu hari is melihat seorang pemuda yang dikejar-kejar oleh segerombolan orang. Ia dituduh dan diteriaki maling, padahal ia tidak mencuri apapun.
Pemuda malang ini berlari ke rumah petapa itu dan memohon belas kasihannya agar petapa itu bersedia menyembunyikannya di rumahnya. Petapa itu tahu bahwa pemuda ini sebenarnya orang yang jujur. Lalu ia menyuruh pemuda tersebut bersembunyi di loteng rumahnya. Tidak lama kemudian, segerombolan penduduk yang membawa berbagai senjata tajam sampailah si rumah petapa ini. Dengan segera mereka menanyakan keberadaan pemuda tersebut. Pepata ini kemudian berpikir, kalau ia berbohong kepada gerombolan penduduk itu, berarti ia tidak setia pada sumpahnya sendiri. Akhirnya, diputuskannya untuk mengatakan hal yang sebenarnya bahwa pemuda yang mereka cari itu berada di loteng rumahnya. Orang-orang itu langsung menangkap pemuda itu dan memotong kedua tanganya.
Waktu pun berlalu akhirnya petapa ini meninggal. Pada hari penghakiman ia sangat terkejut karena Tuhan mengadili dan menghukumnya. Sang petapa lalu memprotes Tuhan karena seumur hidupnya ia merasa telah hidup suci, tidak pernah berbuat jahat bahkan berbohong sekalipun. Tuhan lalu menjawab “Engkau memang telah melakukan hal-hal itu. Tapi ada lain yang telah engkau lakukan dan itulah dosa terbesar. Engkau terlalu bangga dengan kesucianmu, terlalu bangga dengan sumpahmu, sehingga engkau mengorbankan orang lain. Demi kebangganmu itu engkau tega mengorbankan orang lain...

Antara kepura-puraan dan kebenaran memang berbeda tipis. Menerapkan kebenaran tanpa disetrai dengan rasa cinta adalah kaku dan cinta pun tanpa disertai dengan kebenaran hanya membuat hidup menjadi liar.  Kita serring kali menghakimi orang lain, dan merasa diri kita lebih baik dan lebih suci hidupnya dibandingkan orang lain. Kesuciaan adalah hal yang tidak perlu ditonjol-tonjolkan atau disebut-sebutkan. Kesuciaantanpa diberitauhkan pin sebetulnya akan muncul dan dirasahkan orang lain di sekitar kita. Mereka merasakan kesuciaan hidup kita melalui perhatian dan pertolongan kita sehari-hari dalam hidup mereka. Bila kita bisa menjadi saluran dan perpanjangan tangan Tuhan bagi orang lain, di sinilah letak kesuciaan hidup kita.

MEMILIH MENJADI PRIBADI YANG UTUH

Banyak orang yang ingin menjadi baik, tetapi tidak pernah berpikir ingin menjadi pribadi utuh. Antara menjadi pribadi baik dan menjadi pribadi utuh itu berbeda. Perbalah Anda membaca tentang anak muda kaya yang mendatangi Yesus? Ia menanyakan cara supaya bisa mendapat hidup kekal. Yesus menjawab, “
Apa yang tertulis dalam kitab taurat?” Anak muda ini dengan lancar menjawab bahwa ia telah melakukansemua hukum itu. Yesus kemudian mengatakan agar anak muda ini semua hartanya dan membagi-bagikannya kepada orang miskin. Sejak itu anak muda ini tidak pernah muncul lagi muncul di hadapan Tuhan Yesus.
Yesus ingin agar kehidupan anak muda ini bukan hanya menjadi pribadi baik, tetapi juga menjadi  pribadi utuh. Apakah artinya menjadi pribadi utuh? Pribadi utuh adalah pribadi yang menerima sekaligus mencintai dirinya sendiri lengkap dengan sisi baik dan sisi buruk dirinya. Lihatlah bayi. Ia tidak peduli bapaknya seorang direktur atau bukan, ia tidak pernah konflik tentang hal itu. Yang mempermasalahkannya malah orang-orang dewasa, bapak atau ibunya sendiri. Bayi hanya mengenal bahasa yang ada dalam dirinya sendiri. Ia tidak dipengaruhi oleh sesuatu dari luar. Inilah gambaran pribadi yang utuh. Namun, banyak orang mengejar untuk menjadi lebih baik, lebih kaya, lebih cantik,dsb. Itulah gambaran dunia.  Pernakah bayi menyesal jika ia terlahir sumbing? Ia mencintai tubuhnya dan dirinya sendiri apa adanya. Inilah simbol pribadi yang utuh.
Warna apakah yang paling Anda sukai? Banyak yang menyukai warna putih. Apakah putih mempunyai warna? Banyak orang berkonsep bahwa putih artinya ketiadaan warna. Itu keliru. Putih justru adalah gabungan dari semua warna. Contoh: matahari, sinarnya putih, bukan? Namun, bagaimana kalau sinarnya mengenai uap air? Tentu akan mucul berbagai macam warna. Jadi, putih bukanlah ketiadaan warna, melainkan gabungan dari semua warna.
Orang suci bukanlah orang yang menjadi satu warna. Ia harus mampu menerima semua warna. Setiap manusia memiliki sisi terang dan sisi gelapnya. Kesalahan manusia adalah memunculkan sisi yang terang  saja dan menutupi sisi yang gelapnya. Akhirnya, manusia terbiasa membentuk benteng pertahanan sendiri. Padahal sisi galap itu bisa muncul kapan saja. Sisi gelap tidak pernah bisa selalu ditutupi.

MENGAPA SUKA MENJADI PRIBADI YANG BAIK? 

Sekarang kita akan melihat salah satu sosok yang tidak ingin menjafi utuh, tetapi ingin menjadi pribadi baik saja.
Mari kita membaca Yohanes 18:37-40.
Maka kata pilatus kepada-Nya: “ jadi Engkau adalah raja?” jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk ituilah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksiaan tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku. “ kata pilatus kepada-Nya: “Apakah kebenaran itu?” (18-38b) Sesudah mengatakan demikian,  keluarlah pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?” Mereka berteriak pula: “Jangan Dia, melainkan Barabas adalah seorang penyamun.

            Satu-satunya alasan manusia ingin menjadi pribadi yang baik adalah karena manusia cenderung berusaha menyenankan orang lain. Karena kita ingin diterima dan diakui oleh orang lain. Kita tidak suka ditolak atau tidak disukai oleh satu pribadi pun di dunia ini. Kita ingin menjadi pribadi baik agar kita mendapatkan persetujuan. Kita pun ingin menjadi pribadi baik, untuk menghindari konflik anatar sesama. Padahal kalau kita selalu menurutkan keinginan orang lain kita akan menjadi korban. Banyak wilayah dalam hidup kita yang gampang dipermainkan oleh orang lain tanpa bisa kita kendalikan. Apakah itu ?
a.     Emosi. Ini gampang sekali dikuasai orang dan kita sering menjadi korbannya.

b.     Pikiran kita. Kalau baju, rumah, mobil kita dikotori orang, kita cenderung marah. Tapi, kalau pikiran kita dikotori orang, kita mengabaikannya. Pikiran paling gampang dimanipulasi.


c.   Cinta. Ini bahkan area yang paling rawan. Oarang yang jatuh cinta cenderung membuat putusan-putusan yang tidak masuk akal karena akal sehatnya sudah dikendalaikan orang lain.

d.      Seks. Demi seks banyak laki-laki yang mengobral cinta, dan banyak perempuan yang memberikan seks untuk mendapat cinta.

e.      Materi. Harta dan kekayaan tak jarang begitu mudah menjadi penguasa dan pengendali dalam hidup kita.
Pribadi utuh selalu mendahulukan kebenaran dan nuraninya daripada kepentingannya sendiri. Pribadi utuh, baik di dalam maupun di luar, di mana pun ia berada ia tetap sama.
Janganlah kita sekadar ingin menjadi pribadi yang baik, tetapi jadilah pribadi yang utuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar